Banyak orang mengatakan bahwa merokok bisa bermanfaat untuk menghilangkan stress dikala pekerjaan
menumpuk atau karena banyak pikiran. Namun, selain dapat merusak
kesehatan, merokok ternyata juga bisa menyebabkan ketergantungan. Bahkan
ada banyak orang yang karena sudah menjadi perokok sejati, begitu
bangun tidur bukannya cuci muka atau olah raga, yang ada adalah malah
mencari rokok. Orang-orang yang sudah mulai sadar akab bahaya rokok pun akhirnya mencari-cari cara bagaimana agar bisa berhenti dari kebiasaan merokok. Berbagai usaha dan cara pun dilakukan, mulai dari berpuasa, rehabilitasi, atau mengganti rokok dengan permen. Namun tahukah Anda bahwa sebenarnya ada empat jenis menu makanan yang sangat membantu proses penyembuhan dari kecanduan rokok? Sebuah penelitian tentang para perokok dilakukan oleh Duke University, sebuah universitas di Durham, Amerika Serikat. Hasilnya, diketahui bahwa ada empat menu makanan yang dapat membantu perokok sembuh dari kecanduannya. Makanan tersebut antara lain: 1. Sayuran Sayuran hijau, seperti brokoli, sangat baik bagi kesehatan jantung dan paru-paru. Zat anti-kankernya melindungi jantung dan paru-paru Anda dari racun asap rokok yang tinggal di dalam tubuh. Zat di dalam brokoli akan mengurangi efek racun nikotin yang perlahan menjalar di tubuh Anda. Sayuran lain seperti seledri, terong, kacang-kacangan dan mentimun juga sangat baik bagi pecandu rokok. Dengan mengonsumsi sayuran tersebut secara rutin, zat di dalam sayuran sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungan tubuh pada nikotin. 2. Buah-buahan Mereka yang kecanduan rokok pada umumnya kekurangan vitamin C, hal ini disebabkan karena adanya kandungan nikotin di dalam darah. Nikotin mempengaruhi metabolisme tubuh yang menyebabkan tubuh kita tidak mampu menyimpan vitamin C dengan baik. Buah-buahan seperti jeruk, lemon, berry-berryan, adalah buah yang kaya akan vitamin C. Perbanyak konsumsi buah-buahan tersebut dan dalam beberapa waktu vitamin C akan mengusir habis nikotin dari tubuh Anda. 3. Aneka Produk Susu Memang tak banyak yang menyukai rasa susu, namun susu justru sangat baik untuk mendukung program penyembuhan kecanduan rokok ini. Susu ternyata dapat mempengaruhi rasa dari rokok, menjadikannya terasa pahit dan tidak enak. Rasa tidak enak tersebut akan membuat perokok perlahan jera mengonsumsi rokok. Konsumsi susu sehari dua kali, dengan demikian tanpa Anda sadari rokok yang Anda hisap perlahan berkurang sedikit demi sedikit. 4. Minuman non-karbon Jauhi softdrink dan perbanyak minum air mineral atau jus buah. Kandungan nutrisi dalam jus buah akan membantu membersihkan racun nikotin di dalam tubuh. Sedangkan softdrink, atau kopi justru membuat tubuh Anda semakin haus pada nikotin. Nah, sebelum anda terkena efek negatir rokok dan susah untuk menghilangkan kebiasaan merokok, ada baiknya bila mulai dari sekarang anda coba untuk mengurangi porsi rokok anda setiap harinya. Kalau bisa, mulailah berhenti merokok dari sekarang. Jangan sampai terlambat! Read more: http://www.inicaraku.com/makanan-yang-bisa-menyembuhkan-kita-dari-kecanduan-rokok.html#ixzz3KABzxAPf |
CSE
Loading
Rabu, 26 November 2014
Makanan yang dapat mengurangi kecanduan merokok
Faktor Determinan kejadian stunting
FAKTOR DETERMINAN KEJADIAN STUNTING PADA
ANAK BALITA DI WILAYAH ENDEMIK GAKY KOTA PADANG TAHUN 2012
Baca selengkapnya. . .
Baca selengkapnya. . .
Jenis bungkusan
Gravimetri
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Gravimetri
merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan yang paling sederhana
dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Analisis gravimetri adalah
analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat konstan)-nya. Dalam
analisis ini, unsur atau senyawa yang dianalisis dipisahkan dari sejumlah bahan
yang dianalisis. Bagian terbesar analisis gravimetri menyangkut perubahan unsur
atau gugus dari senyawa yang dianalisis menjadi senyawa lain yang murni dan
mantap (stabil), sehingga dapat diketahui beratnya tetapnya. Berat unsur atau
gugus yang dianalisis selanjutnya dihitung dari rumus senyawa atau berat atom
penyusunnya.
Tahap
pengukuran dalam metode gravimetrik adalah penimbangan. Analitnya secara fisik
dipisahkan dari semua komponen lain dari sampel itu maupun dari pelarutnya.
Pengendapan merupakan teknik yang paling meluas penggunaannya untuk memisahkan
analit dari pengganggu-pengganggunya.
Zat yang telah diendapkan ini disaring dan
dikeringkan serta ditimbang dan diusahakan endapan itu harus semurni mungkin.
Untuk memisahkan endapan tersebut maka sangat dibutuhkan pengetahuan dan teknik
yang cukup yang wajib dimiliki seorang enginer.
Saat
ini sudah semakin luas aplikasinya, misalnya pada penentuan fraksi-fraksi dari
minyak bumi, penentuan kadar air dari berbagai produk seperti hasil pertanian,
minyak bumi, minyak goreng, dan gas alam, elektrogravimetri, dan thermal
gravimetri. Dilihat dari betapa pentingnya analisa gravimetri, maka untuk itu
dilakukan percobaan analisa gravimetri ini.
B. Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana menentukan jumlah mol air kristal yang terikat dalam suatu senyawa ?
2.
Bagaimana menentukan kadar besi dalam suatu sampel secara gravimetri ?
3.
Bagaimana menentukan kadar sulfat dalam sampel sebagai gravimetri ?
C.
Tujuan Percobaan
Tujuan
dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk menentukan jumlah mol air kristal yang terikat dalam suatu senyawa.
2.
Untuk menentukan kadar besi dalam suatu sampel secara gravimetri
3.
Untuk menentukan kadar sulfat dalam sampel sebagai gravimetri.
BAB
II
Pembahasan
1. Pengertian gravimetri
Gravimetri merupakan salah satu metode
analisis kuantitatif suatu zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara
mengukur berat komponen dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan.
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsure
atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penetuan secara analisis gravimetri
meliputi transformasi unsur atau radikal kesenyawaan murni stabil yang dapat
segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Metode
gravimetrik memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen
dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan (Khopkar,
1990).
2. METODE GRAVIMETRI
Metoda gravimetri adalah suatu metoda
analisis secara kuantitatif yang berdasarkan pada prinsip penimbangan. Analisis
gravimetri digunakan pada beberapa bidang diantaranya untuk mengetahui suatu
spesies senyawa dan kandungan-kandungan unsur tertentu/molekul dari suatu
senyawa murni yang diketahui berdasarkan pada perubahan berat. Analisis
kandungan air didalam uranium oksida dengan metoda gravimetri (ASTM C-696)
menggunakan alat microprocessor oven. Air terserap secara fisika oleh suatu
bahan padat danbukan membentuk ikatan kimia dalam suatu bahan dapat dilepaskan
lagi dengan cara membentuk uap. Pelepasan air ini sangat tergantung pada suhu
dan waktu (Okdayani, 2010).
Sulfat
di dalam senyawa organik terdapat sebagai thiophenolsdan
thiophenes. Batubara dengan kandungan
sulfur tinggi ketika dibakar akan terbentuk sulfur dioksida yang dapat
menyebabkan polusi di dalam udara. Ada beberapa metoda analisis sulfat, yaitu
pertama metoda gravimetri, sangat tergantung pada konsentrasi Sulfat yang ada
dalam larutan, untuk konsentrasi yang kecil akan terbentuk endapan koloid
(sangat halus) sehingga endapan yang terbentuk susah dipisahkan (sulit
penyaringannya) selain hal di atas waktu pengerjaan dengan gravimetri cukup
lama. Kedua, metoda titrimetri, perlakuannya (preparasi dan analisisnya)
dilakukan secara konvensional butuh waktu yang lama dan dibutuhkan indikator
untuk penentuan end pointnya. Dan
ketiga, metoda potensiometri, waktu lebih cepat dibandingkan dengan kedua
metoda di atas dan tanpa indikator, caranya sama dengan titrimetri bedanya
penentuan titik akhirnya (end point)
menggunakan elektroda ion selektif kalsium (Yudhi, 2009).
Karakterisasi
kimia-fisik biosorben yang diamati meliputi penentuan keasaman permukaan dengan
metode analisis gravimetri, titrasi asam basa, dan spektrofotometri inframerah,
dan luas permukaan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan metode adsorpsi
metilen biru. Pemanfaatannya sebagai biosorben Cd2+ dipelajari dari
waktu setimbang, isoterm adsorpsi, kapasitas adsorpsi, dan pengaruh pH terhadap
kapasitas adsorpsi (Widihati, et al.,
2010).
Dalam menentukan keberhasilan metode gravimetri ada
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu :
1
Proses pemisahan
hendaknya cukup sempurna sehingga kuantitas analit yang tak terendapkan secara
analitis tak dapat dideteksi (biasanya 0,1 mg atau kurang dalam menentukan
penyusunan utama dalam suatu makro)
2
Zat yang ditimbang
hendaknya mempunyai susunan yang pasti dan hendaknya murni, atau sangat hampir
murni.
Bila tidak akan diperoleh hasil yang galat. Persyaratan
yang kedua itu lebih sukar dipenuhi oleh para analis. Galat-galat yang
disebabkan faktor-faktor seperti kelarutan endapan umumnya dapat diminimumkan
dan jarang menimbulkan galat yang signifikan. Masalahnya mendapatkan endapan
murni dan dapat disaring itulah yang menjadi problema utama. Banyak penelitian
telah dilakukan mengenai pembentukkan dan sifat-sifat endapan, dan diperoleh
cukup banyak pengetahuan yang memungkinkan analis meminimumkan masalah
kontaminasi endapan.
Berat unsur dihitung berdasrkan rumus senyawa dan berat
atom unsur- unsur yang menyusunnya pemisahan unsur-unsur atau senyawa yang
dikandung dilakukan beberapa cara seperti:
1. Metode Pengendapan
Gravimetri dengan cara pengendapan, analat direaksikan
sehingga terjadi suatu pengendapan dan endapan itulah yang ditimbang. Atas
dasar cara membentuk endapan, maka gravimetri dibedakan menjadi 2 macam :
(1) Endapan dibentuk dengan reaksi antara analat dengan sutau
pereaksi, endapan biasanya berupa senyawa. Baik kation maupun anion dari analat
mungkin diendapkan, bahan pengendapnya anorganik mungkin pula organik. Cara
inilah yang biasa disebut dengan gravimetri.
(2) Endapan dibentuk dengan cara elektrokimia, dengan perkataan
lain analat dielektrolisa, sehingga terjadi logam sebagai endapan. Cara ini
biasa disebut dengan elektrogravimetri.
Salah satu masalah yang paling sulit dihadapi oleh para
analis adalah menggunakan endapan sebagai cara pemisahan dan penentuan
gravimetrik adalah memperoleh endapan tersebut dengan tingkat kemurnian yang
tinggi. Zat-zat yang normalnya mudah larut dapat diturunkan selama pengendapan
zat yang diinginkan dengan suatu proses yang disebut kopresipitasi. Misalnya,
bila asam sulfat ditambahkan pada barium klorida yang mengandung sejumlah kecil
ion nitrat, endapan barium sulfat yang diperoleh mengandung barium nitrat. Maka
dikatakan bahwa nitrat tersebut terkorosipitasi dengan sulfat.
Kontresipitasi merupakan suatu fenomena yang ahli-ahli
kimia analitik biasanya coba hindari.kopresipitasi telah digunakan secara luas
untuk mengisolasi runut isotop-isotop radio aktif
2. Metode Evolusi
Metode evolusi didasarkan atas penguapan komponen zat uji
dengan cara pemanasan. Berarti komponen yang menguap adalah perbedaan dari
berat penimbangan zat uji sebelum dan sesudah penguapan.
Cara yang
sederhana ini sering digunakan untuk penetapan kadar air dari zat uji dengan
pemanasan pada 105° C sampai 110° C, dan penetapan CO2 dengan
pemijaran pada suhu yang lebih tinggi.
Misalnya,
susut pengeringan natrium klorida ditetapkan dengan mengeringkan sejumlah zat
uji dalam oven pada 105° C hingga diperoleh bobot tetap. Kadar abu suatu
simplisia ditetapkan dengan meng abukan zat uji dalam tanur listrik
(mufflefurnance) hingga bobot tetap.
Dengan
metode evolusi juga dimungkinkan untuk menyerap komponen yang menguap (H2O
atau CO2) menggunakan penyerap yang cocok. Berat dari komponen yang
mnguap adalah pertambahan berat dari penyera
3. Metode Penyaringan
Dengan cara ini komponen zat uji disaring dengan pelarut
spesifik. Sari yang diperoleh kemudian diuapkan hingga bobot tetap. Cara ini
cocok apabila teknik isolasi sederhana, konsentrasi zat aktif cukup tinggi dan
zat aktif yang diperoleh harus murni atau mdah dimurnikan. Contoh penetapan
dengan cara ini antara lain penetapan alkaloid atau zat aktif dari sediaan farmasi preparat galenik, misalnya penetapan
kadar Colchicine, Luminal, Natrium.
4. Metode Elektrogravimetri
Metoda ini didasarkan
atas pelapisan zat pada sebuah elektroda melalui proses elektrolisa. Berat
lapisan yang merupakan komponen zat uji yang ditetapkan adalah selisih dari
penimbangan elektroda (kering) sebelum dan setelah elektrolisa.
3. Analisa
Gravimetri
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan
pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari
penentuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi.unsure atau radikal
senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat
ditimbang dengan teliti.
Analisis
gravimetri dapat berlangsung dengan baik, jika persyaratan berikut dapat
terpenuhi:
1.
Komponen yang ditentukan harus
dapat mengendap secara sempurna (sisa analit yang tertinggal dalam larutan
harus cukup kecil, sehingga dapat diabaikan), endapan yang dihasilkan stabil
dan sukar larut.
2.
Endapan yang terbentuk harus dapat dipisahkan dengan
mudah dari larutan (dengan penyaringan).
3.
Endapan yang ditimbang harus mempunyai
susunan stoikiometrik tertentu (dapat diubah menjadi system senyawa tertentu)
dan harus bersifat murni atau dapat dimurnikan lebih lanjut.
Dalam analisis gravimetri meliputi beberapa tahap sebagai
berikut ;
3
Pelarutan sampel
(untuk sampel padat).
4
Pembentukan endapan
dengan menambahkan pereaksi pengendap secara berlebih agar semua unsur/senyawa
diendapkan oleh pereaksi. Pengendapan dilakukan pada suhu tertentu dan pH
tertentu yang merupakan kondisi optimum reaksi pengendapan. Tahap ini merupakan
tahap paling penting.
5
Penyaringan endapan.
6
Pencucian endapan,
dengan cara menyiram endapan di dalam penyaring dengan larutan tertentu.
7
Pengeringan endapan
sampai mencapai berat konstan.
8
Penimbangan endapan.
Beberapa proses yang dapat mengakibatkan pengotoran endapan
pada analisis gravimetri antara lain : kopresipitasi (larutan padat, absorpsi,
oklusi) dan pos presipitasi.
1. Kopresipitasi
Dalam arti luas, kopresipitasi adalah ikut mengendapnya dua
atau lebih zat pada waktu yang sama.
Hasilnya penambahan larutan perak nitrat ke dalam larutan
yang mengandung natrium klorida dan natrium bromida akan menghasilkan endapan
AgCl dan AgBr.
Dalam kimia analisis khusunya dalam menyatakan pengotoran
suatu endapan, istilah kopresipitasi biasanya digunakan dalam arti yang lebih
khusus. Dalam hal ini, diartikan sebagai ikut mengendapnya satu atau lebih zat
asing bersama endapan dari komponen zat uji. Padahal zat asing tersebut yang
digunakan. Misalnya kalsium sebagian ikut mengendap pada pengendapan besi (III)
sebagai hidroksida dengan menetralkan larutan asam hingga pH 4 sampai 5. Pada
kondisi yang sama, tanpa besi, kalsium tidak akan mengendap.
2. Larutan Padat
Dua zat padat larut satu sama lain membentuk larutan padat.
Keduanya dapat membentuk kristal campuran dimana zat yang satu berada dalam
kisi kristal yang lain. Hal ini biasanya terjadi bila kedua zat tersebut
isomorf.
Misalnya ion kromat dan sulfat mempunyai struktur, ukuran,
muatan dan konfigurasi elektronik yang serupa, sehingga endapan barium sulfat
akan berwarna kuning apabila diendapkan dari larutan yang juga mengandung
kromat.
3. Adsorpsi
Pada permukaan dari partikel endapan, terdapat gugusan
aktif yang dapat menarik dan mengikat zat yang sebenarnya tidak dapat
mengendap. Tentu saja pengotoran ini bertambah. Oleh karena itu endapan kristal
kasar pada analisis gravimetri lebih disukai daripada krisal halus.
Meskipun pengotoran ini mudah dihilangkan dengan pencucian,
namun pada endapan yang gelatinous dimana pengotoran ini sering terjadi,
pencucian ini jarang berhasil.
4. Oklusi
Ikut mengendapnya kotoran
yang terperangkap di bagian dalam dari partikel endapan disebut oklusi.
Proses ini termasuk juga (dalam arti luas) pembentukan dari larutan padat
seperti diuraikan di atas. Akan tetapi istilah ini lebih khusus digunakan untuk
oklusi mekanik, termasuk terperangkapnya cairan induk dan ion pada pertumbuhan
endapan gelatinous dan pengotoran ini tidak mungkin dihilangkan sama sekali
dengan proses pencucian.
5. Pospresipitasi
Pada pospresipitasi, endapan semula dikotori oleh endapan
zat lain yang terbentuk kemudian. Pengotoran ini terjadi karena kontaminasi
merupakan larutan lewat jenuh larutan magnesium oksalat yang lewat jenuh masih
dapat dipertahankan untuk tidak mengendap dalam jangka waktu tertentu.
Langkah-langkah dalam proses analisis
gravimetri
1. Penyiapan Larutan
Tahap
penyiapan larutan berhubungan dengan sifat kelarutan suatu zat.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kelarutan
1. Suhu
2. Sifat pelarut
3. Ion Sejenis
4. Aktivitas Ion
5. PH
6. Hidrolisis
7. Hidroksida logam
8. Pembentukan senyawa Kompleks
2. Pengendapan
Tahap
pengendapan berlaku hokum Van Weimarn
Kecepatan
pengendapan = Q-S
Kecepatan
pengendapan besar→ endapan yang diperoleh halus
Kecepatan
pengendapatan kecil→endapan yang diperoleh besar
Saat
pengendapan yang diharapkan bentuk Kristal besar atau kecepatan pengendapatan
harus kecil supaya Kristal tidak lolos melalui kertas saring atau nilai Q harus
rendah dan S harus besar.
Kristal yang besar dapat terjadi bila dilakukan
1. Pengendapan dilakukan dalam konsentrasi yang rendah/encer
2. Penambahan
pereaksi perlahan-lahan dan pengadukan yang lambat
Z
Z
Dimana WA = bobot
analit
WS = Bobot sampel
WS = Bobot sampel
3. Perhitungan Gravimetri
% A = berat hasil pengeringan /
berat sampel x FG x 100%
Perhitungan gravimetri merupakan perluasan dari
perhitungan stokiometri. Dalam prosedur gravimetri, suatu endapan ditimbang
darinya nilai analit dalam sampel dihitung. Maka persentase analit A adalah :
FG (Faktor Gravimetri) = Ar atau Mr yang dicari / Mr
endapan yang ditimbang. Pada umumnya, dua hal yang harus diperhatikan dalam
merumuskan suatu faktor gravimetri. Pertama, bobot molekul (atau bobot atom)
analit berada pada pembilang, bobot zat yang ditimbang pada pembagi. Kedua,
banyaknya molekul atau atom yang muncul dalam pembilang dan pembagi haruslah
ekuivalen secara kimia (Taufik, 2009).
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dengan memperhatikan materi-materi yang telah dipaparkan bisa diambil beberapa kesimpulan :
Analisis gravimetric merupakan salah satu bentuk analisis kuantitatif yang dilakukan dengan proses penimbangan.
Dalam analisis Gravimetri terdapat tiga metode yang digunakan yaitu : metode pengendapan, metode penguapan, dan metode elektrolisis
Untuk metode pengandapan prinsip kerjanya yaitu senyawa yang akan dianalisis diendapkan dengan menambahkan pereaksi yang sesuai dan selanjutnya dipisahkan endapannya dengan cara ditapis.
Untuk metode Penguapan prinsipnya yaitu zat yang mudah menguap diadsorpsi dengan adsorben yang sesuai, dimana sebelumnya bisa ditambahkan pereaksi untuk membuat suatu zat menjadi lebih mudah menguap atau lebih sulit menguap.
Untuk metode Elektrolisis prinsipnya senyawa ion yang akan diendapkan dipisahkan secara elektrolisis pada elektrode-elektrode yang sesuai. Sehingga jika elektrolisisnya cermat dapat terhindar dari peristiwa kopresipitasi dan post-presipitasi.
B. SARAN
Makalah ini sifatnya hanya membantu memudahkan nagi pembaca untuk memahami teknik analisis gravimetric yang tentunya sangat terbatas baik contoh maupun penjelasannya, olehnya kami harapkan bagi para pembaca bisa menambah dari referensi lain.
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah, Syamsul., Rahmiati., Yoskasih. 2009.
“Verifikasi Metoda Gravimetri untuk
Penentukan Thorium”. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir – BATAN. Vol.13. No. 03.
Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta.
Selasa, 25 November 2014
Alat Ukur
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Preaktek
menggunakan alat alat ukur volume dan berat yang ada di labor tidak sama dengan
praktek menggunkan alat lain. Praktek menggunakan alat alat tersebut
membutuhkan ketelitian, keterampilan, dan kecermatan. Oleh karena itu di
butuhkan pengenalan alat teerlebih dahulu sebelum melakukan praktek , baik itu
mengetahui cara penggunaannya maupun jenis jenisnya.
B.
Rumusan
masalah
1.
Pengertian
alat ukur volume dan berat
2.
Jenis
dan spesifikasi alat ukur volume dan berat
3.
Alat
ukur yang digunakan dalam analisi kimia kuantitatif dan kualitatif
4.
Cara
menggunakan alat ukur volume dan berat
C.
Tujuan
penulisan
1.
Untuk
mengetahui pengertian alat ukur volume dan berat
2.
Untuk
memahami jenis dan spesifikasi alat ukur volume dan berat
3.
Untuk
memahami alat mana yang digunakan dalam analisis kimia kuantitatif dan
kualitatif.
4.
Untuk
memngetahui, dan memahami bagaimana cara menggunakan alat ukur volume dan berat
D.
Manfaat
penulisan
Menfaat
penulisan ini kita dapat mengetahui apasaja jenis jenis alat ukur volume dan
berat, apa kegunaannya, dan bagaimana cara menggunakannya . sehingga akan
memudahkan kita dalam melakukan praktek dilabor, dan menghasilhan hasil
yang lebih baik.
BAB II
PEMBAHASAN
Alat
ukur merupakan alat yang digunakan untuk mengukur atau menimbang suatu benda, berarti alat ukur volume
adalah alat ukur yang digunakan dalam mengukur ukuran volume suatu benda baik
berupa cairan, tepung, dll. Sedangkan alat ukur berat adalah alat untuk menimbang
berat suatu benda baik berupa cairan, padatan, dll.
B.
Jenis dan
spesifikasi alat ukur volume dan berat
a.
Jenis
dan spesifikasi alat ukur volume
1.
Gelas
ukur
Berupa gelas
tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca atau plastik
yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L. Berfungsi Untuk
mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam
jumlah tertentu .
2.
Gelas
kimia
Gelas
Kimia (beaker) : berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang
dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu
200 oC. Ukuran alat ini ada yang :
50 ml, 100 ml, 250 ml, 500 ml, 1000 ml, dan 2000 ml. Fungsi ::
- Sebagai tempat mereaksikan bahan kimia
- Membuat larutan, untuk menempatkan larutan
- Menampung bahan kimia berupa larutan, padatan, pasta ataupun tepung
- Melarutkan bahan dan memanaskan bahan.
3.
Labu
ukur
suatu
bejana dengan leher panjang, sempit dan dasar yang datar. Berguna untuk membuat
suatu volume larutan secara tepat. Tersedia dalam berbagai ukuran : 25ml, 50
ml, 100 ml, 250 ml, 500 ml, 1000 ml, 2000 ml.
4.
Buret
Buret
merupakan tabung panjang berskala dimana bagian bawahnya terdapat kran untuk
mengeluarkan larutan yang di isikan.
5.
Pipet
ukut
Berguna
untuk mengambil larutan dengan volume tertentu dan mempunyai ketelitian lebih
tinggi dari pada gelas ukur. Pipet ukur tersedia dalam berbagai ukuan misalnya
5 ml, 10ml, dan 25 ml.
6.
Pipet
gondok
Berguna
untuk mengambil dan memindahkan larutan dengan volume tertentu dan mempunyai
ketelitian lebih tinggi dari pada gelas ukur. Pipet gondok tersedia dalam
berbagai ukuran : 1 ml, 2 ml, 5 ml, 10 ml, 25 ml, 50 ml.
7.
Elemeyer
Berupa gelas yang diameternya
semakin ke atas semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya
mulai dari 10 mL sampai 2 L.
Berfungsi
Untuk menyimpan dan memanaskan larutan, Menampung filtrat hasil penyaringan,
Menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi.
b.
Jenis
dan spefikasi alat ukur berat
Prinsip kerja neraca
analitik
Alat penghitung satuan
massa suatu benda dengan teknik digital dan tingkat ketelitian yang cukup
tinggi. Prinsip kerjanya yaitu dengan penggunaan sumber tegangan listrik yaitu
stavolt dan dilakukan peneraan terlebih dahulu sebelum digunakan kemudian bahan
diletakkan pada neraca lalu dilihat angka yang tertera pada layar, angka itu
merupakan berat dari bahan yang ditimbang.
Manfaat neraca analitik
Alat ini berfungsi untuk menimbang bahan yang
akan digunakan untuk membuat media untuk bakteri, jamur atau media tanam kultur
jaringan dan mikrobiologi dalam praktikum dengan tingkat ketelitian yang
tinggi. Jumlah media yang tidak tepat akan berpengaruh terhadap konsentrasi zat
dalam media sehingga dapat menyebabkan terjadinya kekeliruan dalam hasil
praktikum
Kekurangan neraca analitik
1. Alat ini memiliki batas
maksimal yaitu 1 mg atau 200 g, jika melewati batas tersebut maka ketelitian
perhitungan akanberkurang
2. Tidak dapat
menggunakan sumber tegangan listrik yang besar, sehingga harus menggunakan
stavolt. Jika tidak, maka benang di bawah pan akan putus
3. Harga yang mahal
Kelebihan neraca analitik
1. Memiliki tingkat
ketelitian yang cukup tinggi dan dapat menimbang zat atau benda sampai batas
0,0001 g atau 0,1 mg.
2. Penggunaannya tidak
begitu rumit jika dibandingkan dengan timbangan manual, sehingga lebih efisien
dalam hal waktu dan tenaga.
2.
Neraca Ohaus dua lengan
Nilai skala ratusan dan puluhan di geser, tapi skala satuan dan 1/100 nya
di putar. Neraca ini memiliki dua lengan. Lengan depan terdapat satu anting
logam yang digeser-geser dari 0, 10, 20, sampai 100g. Sedangkan lengan belakang
lekukan-lekukan mulai dari 0, 100, 200,sampai 500 g. Selain dua lengan, neraca
ini memiliki skala utama dan skala nonius. Skala utama 0 sampai 9 g sedangkan
skala nonius 0 sampai 0,9 g.
Neraca Ohaus dua lengan terdiri dari
beberapa komponen, di antaranya:
1.
Lengan depan
2.
Lengan belakang
3.
System magnetic
4.
Penggeser anak timbangan
5.
Venier
6.
Kait
7.
Skala
8.
Lekuk
9.
Wadah
10. Alas
3. Neraca Ohaus tiga
lengan
Adalah nilai skalanya dari yang besar sampai ketelitian 0.01 g yang di
geser.
Neraca ini memiliki tiga lengan, yakni
sebagai berikut:
Lengan depan memiliki anting logam yang dapat digeser dengan
skala 0 sampai 10gr. Di mana masing-masing terdiri 10 skala tiap skala 1
gr.jadi skala terkecil 0,1 gram
Lengan tengah, dengan anting lengan dapat digeser, tiap skala 100 gr,
dengan skala dari 0,100, 200, 300, 400, 500gr.
Lengan belakang, anting lengan dapat digeser dengan tiap skala 10 gram,
dari skala 0, 10, 20, sampai 100 gr.
Bagian-bagian Neraca
Ohauss:
• Tempat beban yang digunakan untuk menempatkan benda yang akan diukur.
• Tombol kalibrasi yang digunakan untuk mengkalibrasi neraca ketika neraca tidak dapat digunakan untuk mengukur.
• Lengan neraca untuk neraca 3 lengan berarti terdapat tiga lengan dan untuk neraca ohauss 4 lengan terdapat empat lengan.
• Pemberat (anting) yang diletakkan pada masing-masing lengan yang dapat digeser-geser dan sebagai penunjuk hasil pengukuran.
• Titik 0 atau garis kesetimbangan, yang digunakan untuk menentukan titik kesetimbangan.
• Tombol kalibrasi yang digunakan untuk mengkalibrasi neraca ketika neraca tidak dapat digunakan untuk mengukur.
• Lengan neraca untuk neraca 3 lengan berarti terdapat tiga lengan dan untuk neraca ohauss 4 lengan terdapat empat lengan.
• Pemberat (anting) yang diletakkan pada masing-masing lengan yang dapat digeser-geser dan sebagai penunjuk hasil pengukuran.
• Titik 0 atau garis kesetimbangan, yang digunakan untuk menentukan titik kesetimbangan.
C.
Alat ukur yang
digunakan dalam analisi kimia kuantitatif dan kualitatif
a) Analisis
Kimia Kualitatif
Adalah suatu rangkaian pekerjaan analisis yang bertujuan mengetahui keberadaan (bisa juga identifikasi) suatu ion,unsur, atau senyawa kimia lain baik organik maupun anorganik dalam suatu sampel yang kita analisa. contoh : misalnya kita mempunyai sampel air minum, dan diminta dicek apakah mengandung logam berat atau tidak. maka untuk mengetahuinya kita melakukan teknik analisa secara kualitatif.Berikut ini adalah beberapa alat yang biasa digunakan untuk analisis kimia kualitatif :
Adalah suatu rangkaian pekerjaan analisis yang bertujuan mengetahui keberadaan (bisa juga identifikasi) suatu ion,unsur, atau senyawa kimia lain baik organik maupun anorganik dalam suatu sampel yang kita analisa. contoh : misalnya kita mempunyai sampel air minum, dan diminta dicek apakah mengandung logam berat atau tidak. maka untuk mengetahuinya kita melakukan teknik analisa secara kualitatif.Berikut ini adalah beberapa alat yang biasa digunakan untuk analisis kimia kualitatif :
1.
Tabung reaksi
2.
Corong
3.
Elemeyer
b) Analisis
Kimia Kuantitatif
Adalah suatu rangkaian pekerjaan analisis yang bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu sampel yang kita analisa. contoh : misal kita memperoleh tempe dan diminta menentukan kadar protein dalam tempe tersebut. maka untuk mengetahuinya kita lakukan analisa kuantitatif.
Dalam suatu pengerjaan Analisis Kimia tentu diperlukan suatu instrumen(peralatan) untuk menunjang keperluan analisa. menurut teknik dan instrumennya Analisis Kimia dibagi menjadi dua, yaitu Analisis konvensional(tradisional) dan Analisis instrumental(modern). Analisis Konvensional adalah suatu teknik analisa menggunakan alat-alat konvensional, misalnya pada salah satu contoh metode analisis titrimetri yang menggunakan peralatan gelas kaca. sedangkan Analisis Instrumental adalah suatu teknik analisa menggunakan peralatan canggih dan modern misalnya spektrofotometri yang menggunakan alat spektrofotometer ataupun titrimetri secara konduktometris ataupun potensiometris. Sebetulnya kurang tepat juga jika diklasifikasikan berdasarkan keberadaan instrumennya, karena ada suatu kasus analisa yang bisa menggunakan kedua cara tersebut, tapi ada juga yang dalam kasus tertentu yang dikhususkan hanya dengan satu cara saja dikarenakan tujuan analisa atau keingin-tercapainya suatu faktor (ketelitian misalnya). tetapi untuk mewakili tentang teknik dan instrumennya klasifikasi diatas pun tidak disalahkan juga karena pada intinya segala sesuatu yang berhubungan dengan analisis kembali pada tujuan kita melakukan suatu analisa. .
Adalah suatu rangkaian pekerjaan analisis yang bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu sampel yang kita analisa. contoh : misal kita memperoleh tempe dan diminta menentukan kadar protein dalam tempe tersebut. maka untuk mengetahuinya kita lakukan analisa kuantitatif.
Dalam suatu pengerjaan Analisis Kimia tentu diperlukan suatu instrumen(peralatan) untuk menunjang keperluan analisa. menurut teknik dan instrumennya Analisis Kimia dibagi menjadi dua, yaitu Analisis konvensional(tradisional) dan Analisis instrumental(modern). Analisis Konvensional adalah suatu teknik analisa menggunakan alat-alat konvensional, misalnya pada salah satu contoh metode analisis titrimetri yang menggunakan peralatan gelas kaca. sedangkan Analisis Instrumental adalah suatu teknik analisa menggunakan peralatan canggih dan modern misalnya spektrofotometri yang menggunakan alat spektrofotometer ataupun titrimetri secara konduktometris ataupun potensiometris. Sebetulnya kurang tepat juga jika diklasifikasikan berdasarkan keberadaan instrumennya, karena ada suatu kasus analisa yang bisa menggunakan kedua cara tersebut, tapi ada juga yang dalam kasus tertentu yang dikhususkan hanya dengan satu cara saja dikarenakan tujuan analisa atau keingin-tercapainya suatu faktor (ketelitian misalnya). tetapi untuk mewakili tentang teknik dan instrumennya klasifikasi diatas pun tidak disalahkan juga karena pada intinya segala sesuatu yang berhubungan dengan analisis kembali pada tujuan kita melakukan suatu analisa. .
Dibawah ini adalah beberapa alat yang
biasa digunakan pada analisa kuantitatif,atau bisa di sebut juga Alat kimia
kuantitatif :
1.
Gelas
ukur
2.
Pipet
3.
Neraca/timbangan
4.
Termometer
5.
Gelas Kimia
D.
Penggunaan alat ukur volume dan berat.
1.
Labu
ukur
Cara penggunaan
labu ukur yaitu :
Bersihkanlah
labu ukur sebelum digunakan, setelah dibersihkan dan dikeringkan. Bahan yang
telah diencerkan dengan sedikit pelarut dimasukkan dengan memakai batang
pengaduk melalui corong kedalam labu ini. Larutkan zat tersebut berkali kali
hingga mendekati tanda batas. Dan tambah kan larutan menggunakan pipet tetes
sampai mendekati tanda batas. Tutup dan kocok pelan pelan larutan yang ada di
dalam labu ukur.
2.
Buret
Cara
menggunakann buret:
Bersihkan dang
keringkan buret. Gunakan corong untuk memindahkan larutan ke dalam buret, isi
samapai tanda batas ( yang di perlukan), guunakan kran untuk mengeluarkan
larutannya tetes demi tetes.
3.
Pipet
ukur
Cara penggunaan
pipet ukur:
Bersihkan dan
keringkan pipet ukur. Pipet larutan sampai diatas tanda batas.
Teteskan sampai
tanda batas yang dibutuhkan dengan menggunakan telunjuk.
Bila larutan
ingin di pindahkan ketempat lain, jatuhkan larutan tersebut dengan tegak lurus.
4.
Pipet
gondok
Cra penggunaan
pipet gondok sama dengan penggunaan pipit ukur .
Cara kerja neraca analitik
1. Disiapkan timbangan
analitik dalam kondisi seimbang atau water pass (dengan mengatur sekrup pada
kaki neracasehingga gelembung air di water pass tepat berada di tengah).
2. Dibersihkan ruang
dalam neraca analitik dengan menggunakan kuas. Piringan neraca dapat diangkat
dan seluruh timbangan dapat dibersihkan dengan menggunakan etanol/alkohol.
3. Ditancapkan stop
kontak pada stavolt.
4. Ditekan tombol On
kemudian tunggu hingga muncul angka 0,0000 g.
5. Dimasukkan alas
bahan (gelas arloji, kertas atau benda tipis) dengan membuka kaca tidak begitu
lebar supaya tidakmempengaruhi perhitungan karena neraca analitik ini sangat
peka.
6. Ditutup kaca neraca
analitik.
7. Ditekan tombol zero
supaya perhitungan lebih akurat.
8. Dimasukkan bahan
yang akan ditimbang dengan membuka kaca tidak begitu lebar, begitu pun ketika
akan menambahkanatau mengurangi bahan untuk menyesuaikan massa yang diinginkan.
9. Ditutup kaca.
10. Ditunggu hingga
angka di layar monitor neraca analitik tidak berubah-ubah dan sesuai dengan
massa yang diinginkan.
11. Diambil bahan yang
telah ditimbang.
12. Ditekan tombol
Off hingga tidak ada angka di layar monitor neraca analitik.
13. Dilepas stop
kontak dari stavolt.
14. Dibersihkan ruang
dalam neraca analitik dengan menggunakan kuas. Piringan neraca dapat diangkat
dan seluruhtimbangan dapat dibersihkan dengan menggunakan etanol/alkohol
6.
Neraca Ohaus dua lengan
Cara menggunakan neraca ohaus dua lengan sama seperti
menggunakan timbangan biasa. Yang perlu diperhatikan adalah memastikan bahwa
timbangan dalam posisi seimbang sebelum dilakuan pengukura massa.
7.
Neraca Ohaus tiga lengan
Cara Menggunakan Neraca Ohaus Tiga
Lengan
Mengukur
berat benda dengan neraca ohaus sangat mudah. Cukup lepas pengunci kemudian
taruh beda dalam cawan atau wadah. Jangan lupa terlebih dahulu lakukan
kalibrasi dengan cara dengan cara memutar sekrup yang berada disamping atas
piringan neraca ke kiri atau ke kanan posisi dua garis pada neraca sejajar.
Pastikan benar-benar sejajar agar tidak terjadi keslahan penimbangan. Setelah
itu geser anting di ketiga lengannya mulai dari lengan belakang ke lengan
depan. Setelah itu jumlahkan nilai dari ketiga lengan tersebut.
Gambar ilustrasi cara memakai neraca ohaus
Kita akan menimbang sebuah gantungan
kunci dengan neraca ohaus dan skala yang terbaca dalam
lengan-lengannya sebagai berikut
dari gambar diatas, cara
membaca skala neraca ohaus :
Anting lengan depan
= 5,8 gram
Anting lengan tengah = 40,0 gram
Anting lengan belakang = 300 gram
—————————————————– +
Anting lengan tengah = 40,0 gram
Anting lengan belakang = 300 gram
—————————————————– +
Jadi total berat gantungan kunci
tersebut = 345,8 gram
BAB III
KESIMPULAN
Alat ukur volume dan berat merupakan
alt ukur untuk mengukur dan menimbang
volume dan beras suatu benda, yang memiliki memiliki berbagai jenis alat dan
kegunaannya. Alat ukur volume dan berat juga berguna dalam analisa kimia
kualitatif dan kuantitatif . menggunakan alt ukur volume dan berat membutuh kan
keahlian, kecermatan, dan keterampilan, dalam penggunaanya juga harus
memperhatikan kebersihan alat alat.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Penelitian
pratikum kimia dasar
http://oktavianipratama.wordpress.com/2012/11/13/neraca/
Langganan:
Postingan (Atom)