BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Preaktek
menggunakan alat alat ukur volume dan berat yang ada di labor tidak sama dengan
praktek menggunkan alat lain. Praktek menggunakan alat alat tersebut
membutuhkan ketelitian, keterampilan, dan kecermatan. Oleh karena itu di
butuhkan pengenalan alat teerlebih dahulu sebelum melakukan praktek , baik itu
mengetahui cara penggunaannya maupun jenis jenisnya.
B.
Rumusan
masalah
1.
Pengertian
alat ukur volume dan berat
2.
Jenis
dan spesifikasi alat ukur volume dan berat
3.
Alat
ukur yang digunakan dalam analisi kimia kuantitatif dan kualitatif
4.
Cara
menggunakan alat ukur volume dan berat
C.
Tujuan
penulisan
1.
Untuk
mengetahui pengertian alat ukur volume dan berat
2.
Untuk
memahami jenis dan spesifikasi alat ukur volume dan berat
3.
Untuk
memahami alat mana yang digunakan dalam analisis kimia kuantitatif dan
kualitatif.
4.
Untuk
memngetahui, dan memahami bagaimana cara menggunakan alat ukur volume dan berat
D.
Manfaat
penulisan
Menfaat
penulisan ini kita dapat mengetahui apasaja jenis jenis alat ukur volume dan
berat, apa kegunaannya, dan bagaimana cara menggunakannya . sehingga akan
memudahkan kita dalam melakukan praktek dilabor, dan menghasilhan hasil
yang lebih baik.
BAB II
PEMBAHASAN
Alat
ukur merupakan alat yang digunakan untuk mengukur atau menimbang suatu benda, berarti alat ukur volume
adalah alat ukur yang digunakan dalam mengukur ukuran volume suatu benda baik
berupa cairan, tepung, dll. Sedangkan alat ukur berat adalah alat untuk menimbang
berat suatu benda baik berupa cairan, padatan, dll.
B.
Jenis dan
spesifikasi alat ukur volume dan berat
a.
Jenis
dan spesifikasi alat ukur volume
1.
Gelas
ukur
Berupa gelas
tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca atau plastik
yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L. Berfungsi Untuk
mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam
jumlah tertentu .
2.
Gelas
kimia
Gelas
Kimia (beaker) : berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang
dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu
200 oC. Ukuran alat ini ada yang :
50 ml, 100 ml, 250 ml, 500 ml, 1000 ml, dan 2000 ml. Fungsi ::
- Sebagai tempat mereaksikan bahan kimia
- Membuat larutan, untuk menempatkan larutan
- Menampung bahan kimia berupa larutan, padatan, pasta ataupun tepung
- Melarutkan bahan dan memanaskan bahan.
3.
Labu
ukur
suatu
bejana dengan leher panjang, sempit dan dasar yang datar. Berguna untuk membuat
suatu volume larutan secara tepat. Tersedia dalam berbagai ukuran : 25ml, 50
ml, 100 ml, 250 ml, 500 ml, 1000 ml, 2000 ml.
4.
Buret
Buret
merupakan tabung panjang berskala dimana bagian bawahnya terdapat kran untuk
mengeluarkan larutan yang di isikan.
5.
Pipet
ukut
Berguna
untuk mengambil larutan dengan volume tertentu dan mempunyai ketelitian lebih
tinggi dari pada gelas ukur. Pipet ukur tersedia dalam berbagai ukuan misalnya
5 ml, 10ml, dan 25 ml.
6.
Pipet
gondok
Berguna
untuk mengambil dan memindahkan larutan dengan volume tertentu dan mempunyai
ketelitian lebih tinggi dari pada gelas ukur. Pipet gondok tersedia dalam
berbagai ukuran : 1 ml, 2 ml, 5 ml, 10 ml, 25 ml, 50 ml.
7.
Elemeyer
Berupa gelas yang diameternya
semakin ke atas semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya
mulai dari 10 mL sampai 2 L.
Berfungsi
Untuk menyimpan dan memanaskan larutan, Menampung filtrat hasil penyaringan,
Menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi.
b.
Jenis
dan spefikasi alat ukur berat
Prinsip kerja neraca
analitik
Alat penghitung satuan
massa suatu benda dengan teknik digital dan tingkat ketelitian yang cukup
tinggi. Prinsip kerjanya yaitu dengan penggunaan sumber tegangan listrik yaitu
stavolt dan dilakukan peneraan terlebih dahulu sebelum digunakan kemudian bahan
diletakkan pada neraca lalu dilihat angka yang tertera pada layar, angka itu
merupakan berat dari bahan yang ditimbang.
Manfaat neraca analitik
Alat ini berfungsi untuk menimbang bahan yang
akan digunakan untuk membuat media untuk bakteri, jamur atau media tanam kultur
jaringan dan mikrobiologi dalam praktikum dengan tingkat ketelitian yang
tinggi. Jumlah media yang tidak tepat akan berpengaruh terhadap konsentrasi zat
dalam media sehingga dapat menyebabkan terjadinya kekeliruan dalam hasil
praktikum
Kekurangan neraca analitik
1. Alat ini memiliki batas
maksimal yaitu 1 mg atau 200 g, jika melewati batas tersebut maka ketelitian
perhitungan akanberkurang
2. Tidak dapat
menggunakan sumber tegangan listrik yang besar, sehingga harus menggunakan
stavolt. Jika tidak, maka benang di bawah pan akan putus
3. Harga yang mahal
Kelebihan neraca analitik
1. Memiliki tingkat
ketelitian yang cukup tinggi dan dapat menimbang zat atau benda sampai batas
0,0001 g atau 0,1 mg.
2. Penggunaannya tidak
begitu rumit jika dibandingkan dengan timbangan manual, sehingga lebih efisien
dalam hal waktu dan tenaga.
2.
Neraca Ohaus dua lengan
Nilai skala ratusan dan puluhan di geser, tapi skala satuan dan 1/100 nya
di putar. Neraca ini memiliki dua lengan. Lengan depan terdapat satu anting
logam yang digeser-geser dari 0, 10, 20, sampai 100g. Sedangkan lengan belakang
lekukan-lekukan mulai dari 0, 100, 200,sampai 500 g. Selain dua lengan, neraca
ini memiliki skala utama dan skala nonius. Skala utama 0 sampai 9 g sedangkan
skala nonius 0 sampai 0,9 g.
Neraca Ohaus dua lengan terdiri dari
beberapa komponen, di antaranya:
1.
Lengan depan
2.
Lengan belakang
3.
System magnetic
4.
Penggeser anak timbangan
5.
Venier
6.
Kait
7.
Skala
8.
Lekuk
9.
Wadah
10. Alas
3. Neraca Ohaus tiga
lengan
Adalah nilai skalanya dari yang besar sampai ketelitian 0.01 g yang di
geser.
Neraca ini memiliki tiga lengan, yakni
sebagai berikut:
Lengan depan memiliki anting logam yang dapat digeser dengan
skala 0 sampai 10gr. Di mana masing-masing terdiri 10 skala tiap skala 1
gr.jadi skala terkecil 0,1 gram
Lengan tengah, dengan anting lengan dapat digeser, tiap skala 100 gr,
dengan skala dari 0,100, 200, 300, 400, 500gr.
Lengan belakang, anting lengan dapat digeser dengan tiap skala 10 gram,
dari skala 0, 10, 20, sampai 100 gr.
Bagian-bagian Neraca
Ohauss:
• Tempat beban yang digunakan untuk menempatkan benda yang akan diukur.
• Tombol kalibrasi yang digunakan untuk mengkalibrasi neraca ketika neraca tidak dapat digunakan untuk mengukur.
• Lengan neraca untuk neraca 3 lengan berarti terdapat tiga lengan dan untuk neraca ohauss 4 lengan terdapat empat lengan.
• Pemberat (anting) yang diletakkan pada masing-masing lengan yang dapat digeser-geser dan sebagai penunjuk hasil pengukuran.
• Titik 0 atau garis kesetimbangan, yang digunakan untuk menentukan titik kesetimbangan.
• Tombol kalibrasi yang digunakan untuk mengkalibrasi neraca ketika neraca tidak dapat digunakan untuk mengukur.
• Lengan neraca untuk neraca 3 lengan berarti terdapat tiga lengan dan untuk neraca ohauss 4 lengan terdapat empat lengan.
• Pemberat (anting) yang diletakkan pada masing-masing lengan yang dapat digeser-geser dan sebagai penunjuk hasil pengukuran.
• Titik 0 atau garis kesetimbangan, yang digunakan untuk menentukan titik kesetimbangan.
C.
Alat ukur yang
digunakan dalam analisi kimia kuantitatif dan kualitatif
a) Analisis
Kimia Kualitatif
Adalah suatu rangkaian pekerjaan analisis yang bertujuan mengetahui keberadaan (bisa juga identifikasi) suatu ion,unsur, atau senyawa kimia lain baik organik maupun anorganik dalam suatu sampel yang kita analisa. contoh : misalnya kita mempunyai sampel air minum, dan diminta dicek apakah mengandung logam berat atau tidak. maka untuk mengetahuinya kita melakukan teknik analisa secara kualitatif.Berikut ini adalah beberapa alat yang biasa digunakan untuk analisis kimia kualitatif :
Adalah suatu rangkaian pekerjaan analisis yang bertujuan mengetahui keberadaan (bisa juga identifikasi) suatu ion,unsur, atau senyawa kimia lain baik organik maupun anorganik dalam suatu sampel yang kita analisa. contoh : misalnya kita mempunyai sampel air minum, dan diminta dicek apakah mengandung logam berat atau tidak. maka untuk mengetahuinya kita melakukan teknik analisa secara kualitatif.Berikut ini adalah beberapa alat yang biasa digunakan untuk analisis kimia kualitatif :
1.
Tabung reaksi
2.
Corong
3.
Elemeyer
b) Analisis
Kimia Kuantitatif
Adalah suatu rangkaian pekerjaan analisis yang bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu sampel yang kita analisa. contoh : misal kita memperoleh tempe dan diminta menentukan kadar protein dalam tempe tersebut. maka untuk mengetahuinya kita lakukan analisa kuantitatif.
Dalam suatu pengerjaan Analisis Kimia tentu diperlukan suatu instrumen(peralatan) untuk menunjang keperluan analisa. menurut teknik dan instrumennya Analisis Kimia dibagi menjadi dua, yaitu Analisis konvensional(tradisional) dan Analisis instrumental(modern). Analisis Konvensional adalah suatu teknik analisa menggunakan alat-alat konvensional, misalnya pada salah satu contoh metode analisis titrimetri yang menggunakan peralatan gelas kaca. sedangkan Analisis Instrumental adalah suatu teknik analisa menggunakan peralatan canggih dan modern misalnya spektrofotometri yang menggunakan alat spektrofotometer ataupun titrimetri secara konduktometris ataupun potensiometris. Sebetulnya kurang tepat juga jika diklasifikasikan berdasarkan keberadaan instrumennya, karena ada suatu kasus analisa yang bisa menggunakan kedua cara tersebut, tapi ada juga yang dalam kasus tertentu yang dikhususkan hanya dengan satu cara saja dikarenakan tujuan analisa atau keingin-tercapainya suatu faktor (ketelitian misalnya). tetapi untuk mewakili tentang teknik dan instrumennya klasifikasi diatas pun tidak disalahkan juga karena pada intinya segala sesuatu yang berhubungan dengan analisis kembali pada tujuan kita melakukan suatu analisa. .
Adalah suatu rangkaian pekerjaan analisis yang bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu sampel yang kita analisa. contoh : misal kita memperoleh tempe dan diminta menentukan kadar protein dalam tempe tersebut. maka untuk mengetahuinya kita lakukan analisa kuantitatif.
Dalam suatu pengerjaan Analisis Kimia tentu diperlukan suatu instrumen(peralatan) untuk menunjang keperluan analisa. menurut teknik dan instrumennya Analisis Kimia dibagi menjadi dua, yaitu Analisis konvensional(tradisional) dan Analisis instrumental(modern). Analisis Konvensional adalah suatu teknik analisa menggunakan alat-alat konvensional, misalnya pada salah satu contoh metode analisis titrimetri yang menggunakan peralatan gelas kaca. sedangkan Analisis Instrumental adalah suatu teknik analisa menggunakan peralatan canggih dan modern misalnya spektrofotometri yang menggunakan alat spektrofotometer ataupun titrimetri secara konduktometris ataupun potensiometris. Sebetulnya kurang tepat juga jika diklasifikasikan berdasarkan keberadaan instrumennya, karena ada suatu kasus analisa yang bisa menggunakan kedua cara tersebut, tapi ada juga yang dalam kasus tertentu yang dikhususkan hanya dengan satu cara saja dikarenakan tujuan analisa atau keingin-tercapainya suatu faktor (ketelitian misalnya). tetapi untuk mewakili tentang teknik dan instrumennya klasifikasi diatas pun tidak disalahkan juga karena pada intinya segala sesuatu yang berhubungan dengan analisis kembali pada tujuan kita melakukan suatu analisa. .
Dibawah ini adalah beberapa alat yang
biasa digunakan pada analisa kuantitatif,atau bisa di sebut juga Alat kimia
kuantitatif :
1.
Gelas
ukur
2.
Pipet
3.
Neraca/timbangan
4.
Termometer
5.
Gelas Kimia
D.
Penggunaan alat ukur volume dan berat.
1.
Labu
ukur
Cara penggunaan
labu ukur yaitu :
Bersihkanlah
labu ukur sebelum digunakan, setelah dibersihkan dan dikeringkan. Bahan yang
telah diencerkan dengan sedikit pelarut dimasukkan dengan memakai batang
pengaduk melalui corong kedalam labu ini. Larutkan zat tersebut berkali kali
hingga mendekati tanda batas. Dan tambah kan larutan menggunakan pipet tetes
sampai mendekati tanda batas. Tutup dan kocok pelan pelan larutan yang ada di
dalam labu ukur.
2.
Buret
Cara
menggunakann buret:
Bersihkan dang
keringkan buret. Gunakan corong untuk memindahkan larutan ke dalam buret, isi
samapai tanda batas ( yang di perlukan), guunakan kran untuk mengeluarkan
larutannya tetes demi tetes.
3.
Pipet
ukur
Cara penggunaan
pipet ukur:
Bersihkan dan
keringkan pipet ukur. Pipet larutan sampai diatas tanda batas.
Teteskan sampai
tanda batas yang dibutuhkan dengan menggunakan telunjuk.
Bila larutan
ingin di pindahkan ketempat lain, jatuhkan larutan tersebut dengan tegak lurus.
4.
Pipet
gondok
Cra penggunaan
pipet gondok sama dengan penggunaan pipit ukur .
Cara kerja neraca analitik
1. Disiapkan timbangan
analitik dalam kondisi seimbang atau water pass (dengan mengatur sekrup pada
kaki neracasehingga gelembung air di water pass tepat berada di tengah).
2. Dibersihkan ruang
dalam neraca analitik dengan menggunakan kuas. Piringan neraca dapat diangkat
dan seluruh timbangan dapat dibersihkan dengan menggunakan etanol/alkohol.
3. Ditancapkan stop
kontak pada stavolt.
4. Ditekan tombol On
kemudian tunggu hingga muncul angka 0,0000 g.
5. Dimasukkan alas
bahan (gelas arloji, kertas atau benda tipis) dengan membuka kaca tidak begitu
lebar supaya tidakmempengaruhi perhitungan karena neraca analitik ini sangat
peka.
6. Ditutup kaca neraca
analitik.
7. Ditekan tombol zero
supaya perhitungan lebih akurat.
8. Dimasukkan bahan
yang akan ditimbang dengan membuka kaca tidak begitu lebar, begitu pun ketika
akan menambahkanatau mengurangi bahan untuk menyesuaikan massa yang diinginkan.
9. Ditutup kaca.
10. Ditunggu hingga
angka di layar monitor neraca analitik tidak berubah-ubah dan sesuai dengan
massa yang diinginkan.
11. Diambil bahan yang
telah ditimbang.
12. Ditekan tombol
Off hingga tidak ada angka di layar monitor neraca analitik.
13. Dilepas stop
kontak dari stavolt.
14. Dibersihkan ruang
dalam neraca analitik dengan menggunakan kuas. Piringan neraca dapat diangkat
dan seluruhtimbangan dapat dibersihkan dengan menggunakan etanol/alkohol
6.
Neraca Ohaus dua lengan
Cara menggunakan neraca ohaus dua lengan sama seperti
menggunakan timbangan biasa. Yang perlu diperhatikan adalah memastikan bahwa
timbangan dalam posisi seimbang sebelum dilakuan pengukura massa.
7.
Neraca Ohaus tiga lengan
Cara Menggunakan Neraca Ohaus Tiga
Lengan
Mengukur
berat benda dengan neraca ohaus sangat mudah. Cukup lepas pengunci kemudian
taruh beda dalam cawan atau wadah. Jangan lupa terlebih dahulu lakukan
kalibrasi dengan cara dengan cara memutar sekrup yang berada disamping atas
piringan neraca ke kiri atau ke kanan posisi dua garis pada neraca sejajar.
Pastikan benar-benar sejajar agar tidak terjadi keslahan penimbangan. Setelah
itu geser anting di ketiga lengannya mulai dari lengan belakang ke lengan
depan. Setelah itu jumlahkan nilai dari ketiga lengan tersebut.
Gambar ilustrasi cara memakai neraca ohaus
Kita akan menimbang sebuah gantungan
kunci dengan neraca ohaus dan skala yang terbaca dalam
lengan-lengannya sebagai berikut
dari gambar diatas, cara
membaca skala neraca ohaus :
Anting lengan depan
= 5,8 gram
Anting lengan tengah = 40,0 gram
Anting lengan belakang = 300 gram
—————————————————– +
Anting lengan tengah = 40,0 gram
Anting lengan belakang = 300 gram
—————————————————– +
Jadi total berat gantungan kunci
tersebut = 345,8 gram
BAB III
KESIMPULAN
Alat ukur volume dan berat merupakan
alt ukur untuk mengukur dan menimbang
volume dan beras suatu benda, yang memiliki memiliki berbagai jenis alat dan
kegunaannya. Alat ukur volume dan berat juga berguna dalam analisa kimia
kualitatif dan kuantitatif . menggunakan alt ukur volume dan berat membutuh kan
keahlian, kecermatan, dan keterampilan, dalam penggunaanya juga harus
memperhatikan kebersihan alat alat.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Penelitian
pratikum kimia dasar
http://oktavianipratama.wordpress.com/2012/11/13/neraca/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar